Potret
Remaja Akan Agama Islam
Pada
usia antara 13 sampai 18 tahun atau saat anak baru memasuki masa studi level
SLTP sampai lulus SLTA disebut dengan masa puber. Masa puber adalah masa
perubahan drastis. Perubahan hormonal ini disertai dengan pertumbuhan fisik dan
kejiwaan.
Istilah
remaja (teenager) disebut juga dengan adolescene yang secara psikologis ditandai
dengan sejumlah perubahan kognitif, emosional, fisikal dan perilaku yang dapat
menjadi penyebab konflik di satu sisi dan perkembangan kepribadian positif di
sisi yang lain.
Lingkungan rumah dan
orang tua masih memainkan peran penting bagi perilaku dan pilihan hidup yang
dilakukan remaja. Artinya, remaja yang memiliki hubungan baik dengan orang
tuanya kecil kemungkinan akan terlibat dalam berbagai perilaku yang tidak baik
seperti merokok, minum alkohol, berkelahi dan/atau hubungan seksual di luar
nikah.
Pemikiran, ide dan
konsep yang dikembangkan pada masa remaja ini akan sangat berpengaruh pada
kehidupan masa depan anak dan akan memainkan peran besar dalam pembentukan
karakter dan kepribadian anak. Pada waktu yang sama, pada sebagian remaja
periode ini adalah masa sulit, membosankan, tiada menentu dan tanpa motivasi.
Untuk itu memberikan motivasi agar mereka menjadi invididu besar dan diterima
secara sosial sangatlah perlu. Memberi bacaan buku-buku biografi orang ternama
baik level nasional dan dunia akan sangat membantu menginspirasi and memotivasi
mereka. Tentu saja, biografi Nabi Muhammad hendaknya menjadi bacaan pertama.
Al Ghazali
mengatakan bahwa salah satu faktor metode pendidikan Islam yang baik adalah
dengan memberikan anak suatu lingkungan pertemanan yang baik, bermoral and
religius. Kondisi ini menjadi lebih diperlukan saat anak memasuki masa remaja.
Karena tidak sedikit dari mereka yang lebih mengasosiasikan diri dengan
teman-temannya, dari pada dengan orang tuanya. Karena itu pengaruh lingkungan
sangatlah besar dalam membentuk karakter anak.
Pesantren
Dalam hal ini,
mengirim anak ke pesantren akan memenuhi anjuran Al Ghazali di atas yakni
menempatkan anak remaja dalam lingkungan yang baik dan religius di satu sisi.
Sementara keinginan orang tua akan model pendidikan apapun dalam level SLTP
SLTA sudah tersedia di pesantren di sisi yang lain.
Saat ini menurut
saya pesantren adalah solusi pendidikan terbaik bagi anak usia remaja. Baik
pendidikan secara sosial religius maupun pendidikan umum. Apapun
keinginan dan harapan orang tua akan masa depan anaknya tidak akan terhalangi
dengan mengirim anaknya ke pesantren pada usia remaja.
Berbagai macam model
pesantren dengan berbagai fasilitas sudah tersedia saat ini sesuai dengan
kondisi sosial-ekonomi orang tua dengan berbagai level pendidikan yang tersedia
dalam satu kompleks pesantren. Mulai dari TK, SD, SLTP, SLTA dan bahkan
perguruan tinggi.
Di saat di mana
kenakalan remaja dan seks bebas sudah mencapai level yang sangat
mengkhawatirkan, mengirim anak ke pesantren menjadi kebutuhan natural bagi
orang tua untuk memberikan iklim yang baik dalam proses belajar anak. Kecuali
apabila orang tua tidak peduli akan masa depan anaknya.
Secara
umum, yang melatarbelakangi penelitian ini adalah realitas di lapangan,
terdapat beberapa kelemahan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu: pertama,
Materi ajar. Materi ajar PAI cenderung normatif belum kontekstual. Kedua,
metode pengajaran. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam menggunakan metode yang
kurang variatif, inovatif, dan cenderung tradisional. Ketiga, pendidikan agama
masih berpusat pada hal-hal yang bersifat simbolik, Keempat, kegiatan
pendidikan agama cenderung bertumpu pada penggarapan ranah kognitif dan
emosional, tetapi tidak dapat mewujudkannya dalam tindakan nyata akibat tidak
tersentuhnya ranah psikomotorik. Merujuk dari permasalahan tersebut, peneliti
secara spesifik membahas materi ajar PAI dalam buku ajar SMA.
Aspek yang dijadikan fokus bahsan adalah ketrkaitan buku
ajara dengan problematika remaja. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan
karakteristik dan kecenderungan buku ajar Pendidikan Agama Islam di SMA,
menemukan relevansi buku ajar Pendidikan Agama Islam di SMA terhadap
problematika remaja dan mendeskripsikan pengembangan buku ajar PAI di SMA yang
sensitif terhadap problematika remaja.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.
Metode pengumpulan data yng dilakukan adalah wawancara, angket dan dokumentasi.
Sumber penelitian ini adalah data arsip dan praktisi pendidikan Hasil
penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut :
(1) materi pendidikan agama terdiri dari al-Qur’an, aqidah,
akhlak, fikih dan tarikh. Materi-materi yang diajarkan berdiri sendiri dan
belum tersusun dalam the body of knowledge dan lebih cenderung pada tataran
normtif belum kontekstual;
(2) dalam penyusunan materi ajar PAI, permasalahan aktual
yang dihadapi siswa sebagai imbas dari perkembangan teknologi, perubahan tata
nilai serta karakteristik siswa yang sedang memasuki masa remaja belum banyak
dibahas; dan
(3) pengembangan PAI yang ditawarkan adalah pembelajaran
terpadu dapat dilakukan dengan empat model integrasi yaitu : model terhubung
(connected), model (Squenced), model tematik webbed dan model integrated antar
bidang studi. Permasalahan remaja yang dapat diintegrasikan terutama masalah
seksual, psikososial, emosional dan pemberontakan terhadap subkultur.
Umat
Islam masih terus berhadapan dengan banyak tantangan. Tantangan-tantangan ini
menjadikan semua unsur jati diri umat sebagai sasarannya. Media-media kita juga
terperangkap dalam dampak negatif media materialisme Barat, yaitu provokasi,
amoralitas, penyebaran isu, dan pengaburan fakta. Semua ini sangat jauh dari
karakteristik qurani sebuah media sejati.
Terkait
budaya dan persoalan-persoalan kebudayaan kita pun, dengan sangat menyesal
harus dikatakan bahwa persoalan kebudayaan kita juga telah menjauh dari
nilai-nilai Alquran dan agama.
Kini,
saat kita berada di era kebangkitan Islam, semua penanggung jawab dalam urusan
media dan budaya mesti melakukan perencanaan matang untuk kembali kepada
nilai-nilai agama dan menciptakan masa depan dengan visi tercerahkan dan
semangat yang lebih tinggi.
Kita
mesti mengembalikan identitas generasi muda kepada mereka sesuai ajaran Islam
dan sirah Nabi saw. Nabi saw mencurahkan perhatian khusus terhadap masalah ini
dan mengajarkan beragam cara untuk mewujudkan tujuan ini.
Islam
menghendaki keseimbangan dari manusia dalam memandang realita dan menyikapinya.
Islam menuntut manusia untuk selalu memanfaatkan tiap kesempatan yang
dimilikinya, karena kesempatan tak bisa diperoleh tiap saat lantaran perubahan
situasi dan kondisi.
Terkait
hal ini, Imam Ali as berkata,”Manfaatkan masa mudamu sebelum masa tuamu dan
saat sehatmu sebelum saat sakitmu.”
Beliau
juga mengatakan,”Alangkah singkatnya jarak antara dunia dan akhirat, juga
antara masa tua dan masa muda.”
Masa
muda adalah salah satu kesempatan yang harus digunakan sebaik-baiknya. Ini
adalah tahap dimana semua dimensi kepribadian manusia terbentuk dalam bingkai
rasionalitas dan pembinaan yang berakar pada jiwa. Oleh karena itu, Islam
sangat menekankan pentingnya masa muda, sebagaimana yang dinyatakan dalam
riwayat-riwayat berikut ini:
“Tobat
itu baik, dan lebih baik jika dilakukan di masa muda.”
“Allah
akan menaungi dengan rahmat-Nya pemuda yang terdidik untuk menyembah-Nya.”
(Nabi saw)
“Sesiapa
yang mempelajari Alquran di masa muda, maka Alquran akan meresap dalam darah
dan dagingnya.” (Nabi saw)
“Allah
mencintai pemuda yang menghabiskan masa mudanya untuk menaati-Nya.” (Nabi saw)
Ya,
Allah menghendaki agar pemuda menjadi simbol kekuatan dan keindahan, baik
secara lahiriah atau batiniah. Imam Hasan Askari as berkata,”Ketampanan adalah
keindahan lahiriah, dan akal adalah keindahan batiniah.”
Menyifati
Fatimah az-Zahra as, Nabi saw bersabda,”Allah menciptakan semua anggota tubuh
putriku, dari otak hingga tulang, penuh dengan iman.” Beliau juga pernah
bersabda,”Dari mulai otak hingga tulang, Ammar bin Yasir dipenuhi oleh iman.”
Dalam
kisah Nabi Yusuf as, kita melihat perpaduan antara keindahan jasmani, Demi
Tuhan, ini bukan manusia, tapi malaikat yang mulia (Yusuf:31), dan
keindahan ruhani. Kendati berada dalam penjara, Nabi Yusuf as tetap mengajak
selainnya untuk beriman kepada Allah, Wahai kedua teman sepenjaraku, mana
yang lebih baik: tuhan-tuhan yang berpisah, atau Allah Yang Mahaesa dan Mahakuasa (Yusuf:39).
Di saat yang sama, beliau adalah pemuda yang menahan diri dari maksiat, meski
menghadapi godaan dan rayuan,Dan dia (Zulaikha) menutup pintu-pintu dan
berkata: Datanglah kepadaku. Yusuf berkata: Aku berlindung kepada Allah. Dia
telah mengangkat kedudukanku. Sesungguhnya orang-orang zalim tak akan
beruntung(Yusuf: 23). Kepribadian Nabi Yusuf as yang mulia ini tetap terjaga
meski beliau telah memegang kendali kekuasaan di Mesir, Tuhanku, Engkau telah
memberiku kekuasaan dan mengajariku takwil mimpi. Wahai pencipta langit
dan bumi, Engkau adalah penguasaku di dunia dan akhirat. Matikan aku sebagai
orang yang berserah diri dan sertakan aku bersama orang-orang
saleh (Yusuf: 101).
Metode
Pembinaan Islam Demi Mencetak Generasi Muda Ideal
Literatur-literatur
Islam menggunakan semua sarana untuk memahamkan pentingnya masa muda. Berikut
adalah sarana-sarana yang disebutkan dalam literatur-literatur Islam:
1.
Memperlihatkan bimbingan langsung yang memotivasi generasi muda untuk
menghubungkan emosi dan keyakinan serta menata perilaku mereka berasaskan dua
hal ini: Hal ini terefleksikan dalam wejangan Luqman kepada putranya, Dan
(Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". Dan kami
perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan
dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah
kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan
ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah
kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Luqman
berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat
biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya
Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi
Maha Mengetahui. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)
mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu
termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlah kamu memalingkan
mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi
dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah
suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (Luqman:
13-19)
2.
Penekanan akan nilai sifat-sifat ini: Literatur-literatur Islam menyebutkan
pengaruh sifat-sifat ini pada diri manusia, seperti sabda Nabi saw,”Allah
menaungi dengan rahmat-Nya pemuda yang terdidik untuk beribadah kepada-Nya.”
Beliau
juga bersabda,”Allah mencintai pemuda yang menghabiskan masa mudanya untuk
menaati Allah.”
Imam
Baqir as berkata,”Tiap kali ayahku melihat para pemuda yang menuntut ilmu, ia
mendekatkan mereka kepadanya dan berkata,’Selamat bagi kalian! Kalian adalah
penyimpan ilmu. Tak lama lagi, kalian yang sekarang bukan apa-apa, akan menjadi
mulia di kemudian hari.’”
3.
Menunjukkan teladan agung bagi generasi muda: Beberapa ayat dan riwayat
menegaskan bahwa semua nabi terpilih sebagai utusan Allah saat menginjak usia
muda:
Dan
saat ia cukup dewasa, Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. (Yusuf: 22)
Mereka
berkata: Kami mendengar seorang pemuda bernama Ibrahim yang menyebut-nyebut
mereka (berhala-berhala). (al-Anbiya`: 60)
Diriwayatkan
bahwa Nabi saw bersabda,”Semua nabi diutus Allah saat mereka menginjak usia
muda.”
Beliau
juga bersabda,”Allah tidak mengutus seorang nabi kecuali saat ia masih berusia
muda. Tak ada orang berilmu kecuali ia telah belajar di masa mudanya.”
Dalam
riwayat lain, beliau bersabda,”Wahai keluarga Abdul Muthalib! Demi Allah, aku
tidak melihat di tengah kaum Arab seorang pemuda yang membawakan sesuatu bagi
kaumnya lebih baik dari yang kubawa bagi kalian. Aku membawakan kebaikan dunia
dan akhirat untuk kalian.”
Para
nabi sendiri memiliki perilaku yang patut diteladani. Salah satunya adalah
Ibrahim as, yang dideskripsikan Alquran seperti berikut, Dan sesungguhnya
telah Kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran sebelum (Musa dan
Harun), dan adalah kami mengetahui (keadaan)nya. (Ingatlah), ketika Ibrahim berkata
kepada bapaknya dan kaumnya: "Patung-patung apakah ini yang kamu tekun
beribadah kepadanya?" Mereka menjawab: "Kami mendapati bapak-bapak
kami menyembahnya". Ibrahim berkata: "Sesungguhnya kamu dan
bapak-bapakmu berada dalam kesesatan yang nyata". (al-Anbiya`: 51-54)
Nabi
Ibrahim as adalah contoh manusia yang bertauhid, ikhlas, teguh, yakin kepada
Allah, dan penyabar. Nabi Ismail as juga seorang pemuda beriman yang menyatakan
kesabarannya dikorbankan demi melaksanakan perintah Allah, Dan Ismail berkata: “Wahai
Ayah, laksanakan apa yang diperintahkan kepadamu, dengan kehendak Allah kau
akan mendapatkanku sebagai orang yang bersabar. (as-Shaffat: 102)
Tentang
pribadi Nabi Yusuf as, Allah berfirman, Demikianlah agar Kami
memalingkannya dari kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf termasuk
hamba-hamba Kami yang terpilih. (Yusuf: 24)
Ada
pula Nabi Musa as, yang tidak mabuk oleh kekuatannya. Bahkan, beliau
menggunakannya untuk melakukan perbuatan baik dan menyatakan ketergantungannya
kepada Allah, Kemudian Musa memberi air untuk (ternak) kedua wanita itu, lalu
ia kembali ke bawah bayangan dan berkata: Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku
membutuhkan kebaikan yang Kau turunkan kepadaku. (al-Qashash: 24)
Ada
pula Ashabul Kahfi; para pemuda yang menolak masyarakat kafir mereka, Kami
ceritakan kepadamu berita sebenarnya tentang mereka. Mereka adalah para
pemuda yang beriman kepada tuhan mereka dan Kami tambahkan hidayah untuk
mereka. (al-Kahfi: 13)
Teladan
teragung adalah Nabi Muhammad saw, yang disifati Allah sebagai
berikut, Dalam diri Rasulullah terdapat teladan yang baik bagi kalian,
bagi orang yang mengharap Allah dan Hari Akhir serta banyak
mengingat-Nya. (al-Ahzab: 21)
Diriwayatkan
bahwa beliau bersabda,”Aku adalah orang mulia, putra orang mulia, dan saudara
orang mulia.”
Beliau
menghimpun semua sifat terpuji dalam dirinya, sampai-sampai Allah berfirman
tentang beliau,Sesungguhnya kau memiliki akhlak yang agung. (al-Qalam: 4)
4.
Penekanan akan tanggung jawab generasi muda terhadap masa muda mereka: Terkait
hal ini, Nabi saw bersabda,”Di hari kiamat, para hamba akan ditanya tentang
bagaimana mereka menghabiskan umur dan masa muda mereka.”
Imam
Ali as berkata,”Sesiapa yang tidak berusaha di masa mudanya, maka dia tak akan
menjadi mulia di masa tuanya.”
5.
Dalam rangka menekankan pentingnya peran generasi muda, Nabi saw menempatkan
beberapa pemuda dalam pos-pos penting. Di antaranya:
a.
Sebelum hijrah, Nabi saw mengutus Mush`ab bin Umair ke Madinah sebagai wakilnya
untuk mengajarkan Alquran kepada muslimin di sana. Mush`ab adalah orang pertama
yang menyelenggarakan salat Jumat di Madinah.
b.
Nabi saw mengangkat `Utab bin Usaid sebagai gubernur Makkah pasca penaklukan
Hunain. Saat itu, usianya tidak lebih dari dua puluh satu tahun.
c.
Nabi saw mengangkat Usamah bin Zaid sebagai komandan pasukan untuk memerangi
Romawi. Di tengah pasukannya, terdapat beberapa tokoh Muhajirin dan Anshar.
Usamah waktu itu baru berusia delapan belas tahun.
d.
Ketika Nabi saw pergi menuju Tabuk, beliau mengangkat Ali bin Abi Thalib
sebagai penggantinya di Madinah. Beliau bersabda kepada Ali,”Apakah kau suka
memiliki kedudukan di sisiku seperti kedudukan Harun di sisi Musa?”
e.
Pasca penaklukan Makkah, Nabi saw menjadikan Mu`adz bin Jabal sebagai
pembimbing fikih dan sunnah.
6.
Literatur-literatur Islam melalui kisah Nabi Musa as dan hamba saleh yang
membunuh remaja yang menyesatkan ayah dan ibunya (al-Kahfi:80), mengajak kita
untuk berlepas diri dari generasi muda yang menyimpang.
7.
Di saat yang sama, Islam mendorong masyarakat dan orangtua untuk mendidik anak
saleh dan tidak durhaka. Terkait hal ini, Nabi saw bersabda,”Allah melaknat
orangtua yang membuat anak mereka menjadi durhaka.” Beliau juga bersabda,”Aku
menasihati kalian untuk memerhatikan para pemuda, sebab hati mereka lebih rapuh
ketimbang yang lain.”
8.
Islam mengajak generasi muda untuk memilih teman yang baik dan berakhlak mulia
serta menjauhi orang-orang yang menyimpang. Imam Ali Sajjad as berkata kepada
putranya,”Hindarilah berteman dengan pembohong, karena dia ibarat fatamorgana;
dia menjauhkan yang dekat darimu dan mendekatkan yang jauh kepadamu.”
Berbicara
tentang remaja selalu mendapat tanggapan yang beraneka ragam. Sayangnya,
sekarang ini kesan yang ada dalam benak masyarakat justru cenderung kebanyakan
negatif. Dimulai dari perkelahian antar pelajar, pornografi, kebut-kebutan,
tindakan kriminal seperti pencurian dan perampasan barang orang lain,
pengedaran dan pesta obat-obat terlarang, bahkan yang sekarang lagi heboh
adalah dampak pergaulan bebas yang semakin mengkhawatirkan.
Apalagi
sekarang terpaan media informasi di abad millennium ini semakin merambah dengan
cepat. Di daerah yang tidak diduga sekalipun bahkan terpencil ada saja tempat
untuk pemutaran film-film porno. Rental VCD bertebaran di setiap tempat, belum
lagi media cetak yang demikian bebas mengumbar informasi sensual dan kemesuman
Satu masalah yang perlu mendapat perhatian serius adalah bebasnya hubungan antar jenis diantara pemuda yang nantinya menjadi tonggak pembaharuan. Islam sangat memperhatikan masalah ini dan banyak memberikan rambu-rambu untuk bisa berhati-hati dalam melewati masa muda. Suatu masa yang akan ditanya Allah di hari kiamat diantara empat masa kehidupan di dunia ini.
Satu masalah yang perlu mendapat perhatian serius adalah bebasnya hubungan antar jenis diantara pemuda yang nantinya menjadi tonggak pembaharuan. Islam sangat memperhatikan masalah ini dan banyak memberikan rambu-rambu untuk bisa berhati-hati dalam melewati masa muda. Suatu masa yang akan ditanya Allah di hari kiamat diantara empat masa kehidupan di dunia ini.
Islam
telah mengatur etika pergaulan remaja. Perilaku tersebut merupakan batasan-batasan
yang dilandasi nilai-nilai agama. Oleh karena itu perilaku tersebut harus
diperhatikan, dipelihara, dan dilaksanakan oleh para remaja. Perilaku yang
menjadi batasan dalam pergaulan adalah :
1. Menutup Aurat
Islam
telah mewajibkan laki-laki dan perempuan untuk menutup aurot demi menjaga
kehormatan diri dan kebersihan hati. Aurot merupakan anggota tubuh yang harus
ditutupi dan tidak boleh diperlihatkan kepada orang yang bukan mahramnya
terutama kepada lawan jenis agar tidak boleh kepada jenis agar tidak
membangkitkan nafsu birahi serta menimbulkan fitnah.
Aurat laki-laki yaitu anggota tubuh antara pusar dan lutut sedangkan aurat bagi wanita yaitu seluruh anggota tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan.
Di samping aurat, Pakaian yang di kenakan tidak boleh ketat sehingga memperhatikan lekuk anggota tubuh, dan juga tidak boleh transparan atau tipis sehingga tembus pandang.
Aurat laki-laki yaitu anggota tubuh antara pusar dan lutut sedangkan aurat bagi wanita yaitu seluruh anggota tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan.
Di samping aurat, Pakaian yang di kenakan tidak boleh ketat sehingga memperhatikan lekuk anggota tubuh, dan juga tidak boleh transparan atau tipis sehingga tembus pandang.
2. Menjauhi perbuatan
zina
Pergaulan
antara laki-laki dengan perempuan di perbolehkan sampai pada batas tidak
membuka peluang terjadinya perbuatan dosa. Islam adalah agama yang menjaga
kesucian, pergaulan di dalam islam adalah pergaulan yang dilandasi oleh
nilai-nilai kesucian. Dalam pergaulan dengan lawan jenis harus dijaga jarak
sehingga tidak ada kesempatan terjadinya kejahatan seksual yang pada gilirannya
akan merusak bagi pelaku maupun bagi masyarakat umum. Dalam Al-Qur’an Allah
berfirman dalam Surat Al-Isra’ ayat 32:“Dan janganlah kamu mendekati zina,
Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang
buruk” Dalam rangka menjaga kesucian pergaulan remaja agar terhindar dari
perbuatan zina, islam telah membuat batasan-batasan sebagai berikut :
Laki-laki
tidak boleh berdua-duaan dengan perempuan yang bukan mahramnya. Jika laki-laki
dan perempuan di tempat sepi maka yang ketiga adalah syetan, mula-mula saling
berpandangan, lalu berpegangan, dan akhirnya menjurus pada perzinaan, itu semua
adalah bujuk rayu syetan.
Laki-laki
dan perempuan yang bukan muhrim tidak boleh bersentuhan secara fisik. Saling
bersentuhan yang dilarang dalam islam adalah sentuhan yang disengaja dan
disertai nafsu birahi. Tetapi bersentuhan yang tidak disengaja tanpa disertai
nafsu birahi tidaklah dilarang.
Tata Cara Pergaulan
Remaja
Semua
agama dan tradisi telah mengatur tata cara pergaulan remaja. Ajaran islam
sebagai pedoman hidup umatnya, juga telah mengatur tata cara pergaulan remaja
yang dilandasi nilai-nilai agama. Tata cara itu meliputi :
a. Mengucapkan Salam
Ucapan
salam ketika bertemu dengan teman atau orang lain sesama muslim, ucapan salam
adalah do’a. Berarti dengan ucapan salam kita telah mendoakan teman tersebut.
b. Meminta Izin
Meminta
izin di sini dalam artian kita tidak boleh meremehkan hak-hak atau milik teman
apabila kita hendak menggunakan barang milik teman maka kita harus meminta izin
terlebih dahulu
c. Menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda
Remaja
sebagai orang yang lebih muda sebaiknya menghormati yang lebih tua dan
mengambil pelajaran dari hidup mereka. Selain itu, remaja juga harus menyayangi
kepada adik yang lebih muda darinya, dan yang paling penting adalah memberikan
tuntunan dan bimbingan kepada mereka ke jalan yang benar dan penuh kasih
sayang.
d. Bersikap santun dan tidak sombong
Dalam
bergaul, penekanan perilaku yang baik sangat ditekankan agar teman bisa merasa
nyaman berteman dengan kita. Kemudian sikap dasar remaja yang biasanya ingin
terlihat lebih dari temannya sungguh tidak diterapkan dalam islam bahkan
sombong merupakan sifat tercela yang dibenci Allah.
e. Berbicara dengan
perkataan yang sopan
Islam
mengajarkan bahwa bila kita berkata, utamakanlah perkataan yang bermanfaat,
dengan suara yang lembut, dengan gaya yang wajar .
f. Tidak boleh saling menghina
Menghina
/ mengumpat hukumnya dilarang dalam islam sehingga dalam pergaulan sebaiknya
hindari saling menghina di antara teman.
g. Tak boleh saling membenci dan iri hati
Rasa
iri akan berdampak dapat berkembang menjadi kebencian yang pada akhirnya
mengakibatkan putusnya hubungan baik di antara teman. Iri hati merupakan penyakit
hati yang membuat hati kita dapat merasakan ketenangan serta merupakan sifat
tercela baik di hadapan Allah dan manusia.
h. Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat
Masa
remaja sebaiknya dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang positif dan
bermanfaat remaja harus membagi waktunya efisien mungkin, dengan cara membagi
waktu menjadi 3 bagian yaitu : sepertiga untuk beribadah kepada Allah,
sepertiga untuk dirinya dan sepertiga lagi untuk orang lain.
i. Mengajak untuk berbuat kebaikan
Orang
yang memberi petunjuk kepada teman ke jalan yang benar akan mendapatkan pahala
seperti teman yang melakukan kebaikan itu, dan ajakan untuk berbuat kebajikan
merupakan suatu bentuk kasih sayang terhadap teman.
0 komentar:
Posting Komentar